Jumat, 17 Desember 2010
PAGI YANG PALING INDAH
adalah ketika kau tiba
saat kuterjaga dari mimpi
kendati sunyi senyap
dan hanya diiringi
desah nafas-nafas kita…….
Keterpanaan dan segala rasa
telah datang dengan serentak
mengunjungi kebahagiaan
walau tanpa suara
nan selalu diikuti
perasaan-perasaan serba salah…..
Pagi yang paling indah
adalah ketika kau ikut
saat kuajak ke taman wisata
masuk ke dalam rumah kaca
mesti tanpa cahaya
berusaha mencari jalan keluar................
(Jakarta, 15 Desember 2010)
REMBULANKU
segera kupandangi matamu
nan indah mempesona
menyorot melalui lorong hatiku
sukma gemulai berirama jiwa
damai…….
Ketika purnama datang
kulihat mata besarmu
laksana telaga bening nan sejuk
pembersih kalbu suci
jiwa rintihan gita kasih
mewangi……..
Ketika kuberanjak
melangkah perlahan-lahan
mulai meninggalkan jejak
mencoba menjauhimu
tak dinyana ternyata
kau tetap selalu mengikuti………
(Jakarta, 14 Desember 2010)
SEJUK BAHAGIA
jangan kau redupkan cahayanya
untuk selalu menyinari hatiku
kepada sepi……
jangan kau sembunyikan cintanya
hingga ku tak terjaga dalam lelapku
kepada dingin…….
jangan kau bekukan kerinduannya
yang selalu hadir dalam mimpi-mimpiku
kepada kekasih……..
kerap berikan aku sebungkus kelembutan jiwa
agar kita senantiasa sejuk bahagia……..
(Jakarta, 12 Desember 2010)
BILAKAH
tak seperti biasa
bintangnya menghilang
tak ada garis-garisnya
tak ada sinarmu
sebentar-sebentar
hanya ada cahaya kilat
keluar dari balik mega hitam
Malam itu kutatap langit
tanpa berkedip
bulannya cuma sabit
tidak bergerak sedikit
tidak terlihat berbinar
hanya ada bias cahaya saru
keluar menembus lingkaran orizein
Tanpa kusadari aku hanyut terharu duka
aku jadi teresak-esak
aku kian tak kuat menahan
air mata menetes jatuh ke tanah nan gelap
bilakah menerang kembali…..
(Jakarta, 11 Desember 2010)
KEPADA HATI YANG LUKA
sampaikanlah semua dukamu
dalam kehadapanNya
katakan kepadaNya,
“Aku pasrahkan kepadaMu...”
Hanya manusia bodoh yang membuat hati terluka
tidak sepatutnya mendapatkan untaian hati
alangkah rendah derajatmu………….
Kepada hati yang luka
goreskan lembaran baru dalam sajak
“Yang terbaik adalah dirimu”
dan hapuslah semua
catatan merah perjalananmu
percayalah esokkan masih ada
mimpi dan keinginanmu kelak tertata lebih baik.......
(Jakarta, 09 Desember 2010)
Jumat, 10 Desember 2010
PERASAANKU
ku rasakan hadirnya getaran hati
ku tak mengerti apa yang terjadi
ku amat tak berdaya
Saat itu lalu aku melihat
ku sangat bahagia mengenalnya
ku ingin langsung memelukmu
ku sadar kendati terjadi
Saat ini akhirnya aku hanya mendengarmu
entah apa jadinya hati ini
ku rasakan selalu gempa kalbuku
ku tak mengerti mengapa kerap terjadi
ku senantiasa tak berdaya
namun…..
ku selalu sadar adanya pengorbanan
ku selalu sangat bahagia
ku selalu ingin ini tetap berlangsung
(Jakarta, 07 Desember 2010)
Selasa, 07 Desember 2010
BIARLAH
siang berganti malam
sejak hari berubah hari
hingga pertemuan telah berlalu
hatiku senantiasa bersuka
wajah itu selalu melekat
kendati tiada berwujud
membuat ku tak berdaya
saat menatap matamu
jantungku berdetak rentak
Malam berganti pagi
pagi berganti siang
sejak waktu selalu berubah
hingga jiwa ini letih
hatiku tetap tak berubah
jika bayangan itu tiba
kerap kian bergetar
sungguh aku tak mengerti
saat otak mulai membenak
terngiang bisikan kecil, “…….biarlah.........”
(Jakarta, 06 Desember 2010)
Sabtu, 04 Desember 2010
PERTEMUAN HARI INI
telah menyejukkan kalbu
melalukan rasa cemasku
menyirnakan sedihku
menghilangkan dahaga sukma
obat istimewaku…..
Pertemuan hari ini
telah menjelma menjadi puisi
melegakan rasaku
membintangi jiwaku
mencairkan kebekuan hati
gugah semangatku….….
(Jakarta, 04 Desember 2010)
MIMPIKU 2
saat malam pekat telah larut
bersama rintik hujan tiada henti
semilir bayu nan sejuk dingin
telah melelapkan jiwa
menenangkan kalbu
menentramkan hati putihku
namun ketika rembulan mulai beranjak
menghilang dibalik awan kearah timur
tiba-tiba…..
aku terjaga dalam tidurku
terpana sekejap dalam kerinduan
kulihat dirimu tersenyum disampingku
(Jakarta, 01 Desember 2010)
Senin, 29 November 2010
PERJALANAN 5
mega hitam berarak menyatu
pantai terlihat diam
ombak beriak kecil gelisah
gerimispun jatuh perlahan-lahan
saat kumemelukmu sebelum perjalanan
Siang itu hatiku mulai bergetar
jantungku berdetak keras
mulutmu terlihat kelu
matamu kian membasah
cintapun jatuh perlahan-lahan
saat ku ingin mengantar pulang
Siang itu kita mulai berangkat
menuju kota batik Pekalongan
singgah sebentar di kota Semarang
kulihat dirimu gelisah
ketika kita sampai ditujuan
saat hujan deras selalu mengejar
Siang itu aku mulai tersadar
mengemudi mimpi nan indah
tak pernah dapat kulupakan
tanganmu selalu
menggenggam tanganku
selama perjalanan……….
(Jakarta, 24 Nopember 2010)
Sabtu, 06 November 2010
KEPADA GUNUNG MERAPI
Gunung Merapi
yang hijau
yang sejuk
yang damai
yang subur
yang indah
taman kesayanganku
mengapa tanganmu
kembali.........
merenggut saudara-saudaraku?
(Jakarta, 05 Nopember 2010)
PERTEMUAN 7
Subhanallah…….
betapa indahnya kau ciptakan dunia ini
kata yang terucap dari mulutku
yang kelu saat itu
waktu itu……
ketika kau tiba
jantungku berdebar keras
saat ku terpana
terbayang kau menatapku
aku menghindari
aku mengumpat
aku menahan jiwa
lalu……..
ketika kau terlelap
jantungkupun berdegup kencang
saat ku leluasa
mulai menatapmu dalam keheningan
aku menjilat wajahmu dengan mataku
aku meneliti
aku mengagumi jiwa
dan……..
saat bermimpi
aku runggas dalam lelapku
kau menyentuhku
hingga terjaga tanpa sadar
kita menyatu dalam peraduan
kita mengerang
kita saling tersentak
Subhanallah…….
betapa indahnya kau ciptakan kenangan itu
kata yang terucap dari mulutku
yang masih kelu saat ini
Sajak khusus buat Nunil
(Jakarta, 27 Oktober 2010)
RINDU 2
Setelah senja bermega kelam
walau tanpa gemuruh
hening…….
tak ada angin
tak ada guntur
tak ada halilintar
tiba-tiba hujan merintik tajam
tiada henti……..
Lalu gerakku menjadi lengai
kaki bagai tak berpijak
langkahku yang tak searah lagi
mendadak terhenti
tak dinyana
kau jalan menghampiri
lepas kutanya makna rindu
tiada suara…..
Setelah malam larut bergerak
kendati tanpa bintang
hening…….
kumelangkah lagi
tanpa berpaling
tiba-tiba jiwaku runggas
kini kutahu makna itu
setelah aku jauh…………
(Jakarta, 26 Oktober 2010)
KEHENINGANMU
Detak jantungku selalu mengejar waktu
tatkala jalanku tak searah lagi
keterjagaanku kerap menggugah jiwa
mengingat kalbu yang tertitip jauh
apimu tak pernah padam
kendati benakku sudah hampir penuh
bayang-bayang rasa
potret-potret kasih
rindu-rindu tertahan
keheninganmu takkan membuatku sepi
selama aku masih belum dipanggil ..........
(Jakarta, 25 Oktober 2010)
Sabtu, 16 Oktober 2010
PESAN BUAT NUNIL 2
sulit untuk kita tafsirkan
sesuatu yang tersurat
pula nan tersirat
kita tidak tahu itu...
Bila bicara tentang perasaan
akan terlepas semua ramuan
sesuatu yang sering menyelerakan
juga kian menghambarkan
kau telah tahu itu.....
Bila bicara tentang kehidupan
kita rangkai semua bunga-bunga
kita susun semua batu-batu
kita urai semua hati-hati
aku telah beri tahu itu…….
Bila bicara tentang kita
akan ada sukma dan perasaan
akan ada kehidupan
namun sulit menghindari sedih
hanya kita yang tahu.........
(Pondok Petir, 16 Oktober 2010)
Jumat, 15 Oktober 2010
PERTEMUAN 6
Ketika hari menjelang senja
mega jingga cerah
lelap memancarkan sinar lemahnya
karena bersuapun belum
melahirkan keresahan sukma
kencana mulai bergerak
rodapun berputar deras
jalan raya nan hangat terlindas
dengan kegelisahan hati
menghantarkanmu ke ujung timur…..
sementara......
Ketika mentari kembali keperaduan
laut biru jernih
mulai menguning kemerahan
hati senantiasa bertanya
menggetarkan jiwa sunyi
bergelut dengan cemas
berharap dengan cinta
ruang mulai dipersiapkan
dengan perasaan haru
kumenanti tanpa berkedip.......
akhirnya........
Ketika waktu lamban terlewati
mentari merah pagi
mulai menghangatkan pantai
fajar telah menyingsing
kencana tiba di taman sari
kau turun menjejak
aku menyambut suka
menciptakan sebuah pertemuan
mata hati
kita saling menatap
kita saling diam.........
Sajak khusus buat Bunda
(Jakarta, 15 Oktober 2010)
Kamis, 14 Oktober 2010
DERITAMU
Dua bulan silam…..
saat aku tanya padamu
ketika kau mengisyaratkan
ketika aku punya keinginan
ketika kau suka
kenapa deritamu bersembunyi dibalik senyummu
rembulan menjawab dengan sinarnya
bintang menjawab dengan kelap-kelipnya
mentari menjawab dengan panasnya
angin menjawab dengan hembusannya
awan menjawab dengan mendungnya
gunung menjawab dengan letusannya
sawah menjawab dengan hijaunya
lautan menjawab dengan ombaknya
kau menjawab dengan tangis…………
(Jakarta, 14 Oktober 2010)