Mengalun bagai tetesan hujan
jatuh dari angkasa
air mata membasahi pipi
aku hanyalah manusia biasa
mengharap pahala meratapi dosa-dosa
di sisi-Mu yang ku kenal
semenjak lahir ke dunia ini
sebagai yang maha kuasa
Mentari memancar mengucapkan salam
bayu berontak mengusik alam
sekurun rindu selaut teduh
memayungi warna nestapa
saat segayung dendam membasahi jiwa
Setelah senja dikejar malam
sekonyong kutersentak
dikala sendiri dalam peraduan
kutiriskan kalbu
kubalurkan kuntum-kuntum harumnya bunga
bersujud di telapak surga
menyusuri akar perjalanan
didampingi detak jantung dan suara nafas
serta cermin keinsafan
(Jakarta, 12 Oktober 2010)