Kaki telanjangku telah menapak bukit
terjalnya bukit hatimu
matamu memandang seolah mendorongku
untuk terus melangkah
rintangan menghadang trip melelahkan
nan penuh onak dan duri-duri
tekadku tetap semangat
tak akan pernah menyerah
dari manapun...
sampai kapanpun...
walaupun aku tak tegas melampauinya
walaupun kau tak tega menghendakinya
Namun aku tahu bahwa kau telah tahu
datang rasa resah menghantui
sedetik terluput oleh gundah gulana
dalam keraguan kegelisahan kalbu
mulut mulai kelu
gerakan mulai lamban
langkah mulai terhenti
tak sampai niatan hati
karena ada yang tiba dibelakangmu.....
karena ada yang lain menantimu di kaki bukit.....
aku adalah bayang-bayang
kasih sayang semu yang nyata.........
(Jakarta, 13 Oktober 2010)