Jumat, 14 Oktober 2011

BERUSUH HATI

Hentakan kepalan tanganku pagi ini
memicu benak pikiran geram
terhadap layar reportase subuh
pada para pemimpin rakyat
yang senantiasa berulah aneh
menjadikan orang-orang terjaga
berlagu bagai badut penghibur
membuat penonton berduka tanpa ketawa

Hentakan kepalan tanganku siang ini
menggores pena-pena hitam
pada daun-daun kekeringan
mengacak buah semangat
meracik kata-kata menjadi kalimat resah
dalam baris-baris sajak keras
yang telah koyak diremas hati
karena tak pernah menjadi jiwa

Hentakan kepalan tanganku malam ini
telah mengoncangkan hati
bersamaan gempa yang terjadi pada hari ini
mencatat dengan nyata tindakan para pejabat
yang menimbulkan banyak data
”kemarin ratusan petani telah dirugikan…”
”kemarin ribuan penduduk kehilangan rumah…”
”kemarin jutaan rakyat dicuri pulsanya…”
”kemarin semua rakyat dirampok para pejabat…”
semua meresah-gelisahkan pemimpin

Hentakan kepalan tanganku
telah membius lentik kelopak mataku
hingga tak dapat ditutup


(Pondok Petir, 13 Oktober 2011)