Minggu, 21 Agustus 2011

[FSC] AKU SELALU RINDU

Kepada Ytc.
Kekasihku yang selalu cantik
Di rumah……..

Dengan penuh rasa cinta,
Sayang, setelah kita bertemu sebulan yang lalu, hari ini tiba-tiba aku merasa sangat rindu kepadamu. Kuharap dirimu baik-baik saja sama seperti diriku saat menulis surat ini. Aku jadi teringat ketika kita saling menikmati hangatnya api unggun. Malam itu kita bernyanyi gembira sambil membakar jagung cinta yang habis kugigit dan kulumat dihadapanmu. Hatiku kau sentuh oleh belaian tanganmu yang halus. Membuatku seolah mimpi indah nan cerah tanpa harus tidur seharian penuh. Kunikmati lincahnya gurauanmu tanpa bosan. Sehingga tak terasa malampun telah larut bersama keindahan nan dahsyat itu.

Kemarin…..
saat malam pekat telah larut
bersama rintik hujan tiada henti
semilir bayu nan sejuk dingin
telah melelapkan jiwa
menenangkan kalbu
menentramkan hati putihku
namun ketika rembulan mulai beranjak
menghilang dibalik awan kearah timur
tiba-tiba…..
aku terjaga dalam tidurku
terpana sekejap dalam kerinduan
kulihat dirimu tersenyum disampingku……..

Kekasihku, bagaimana kabarmu hari ini? Sudah dua minggu lewat saat surat terakhirmu kubalas dan kamu belum mengirim surat lagi kepadaku. Ingin rasanya kupergi mengunjungimu saat ini, namun tugasku di Desa rangkat ini masih belum selesai. Kadang dikala aku sedang sibuk, aku ingin mengajakmu berjalan-jalan bersamamu menyusuri pematang sawah yang terbentang dikaki gunung yang indah ini. Agar kepenatan yang sering singgah di hatiku hilang bersama pelepasan rasa rindu. Semua itu telah membuatku selalu terjaga dalam tidur yang amat panjang.

Setelah senja bermega kelam
walau tanpa gemuruh
hening…….
tak ada angin
tak ada guntur
tak ada halilintar
tiba-tiba hujan merintik tajam
tiada henti……..

Lalu gerakku menjadi lengai
kaki bagai tak berpijak
langkahku yang tak searah lagi
mendadak terhenti
tak dinyana
kau jalan menghampiri
lepas kutanya makna rindu
tiada suara…..

Setelah malam larut bergerak
kendati tanpa bintang
hening…….
kumelangkah lagi tanpa berpaling
tiba-tiba jiwaku runggas
kini kutahu makna itu setelah aku jauh…………

Sayangku, aku tahu kamu marah padaku, tapi aku juga tahu kalau kamu rindu padaku. Ketika aku mengunjungi kotamu yang kini mulai kemarau, terasa panas saat siang hari namun amat dingin ketika malam tiba. Apapun alasanmu marah padaku kau selalu tetap dihatiku. Selama ini disetiap malam di desa tempatku bekerja saat ini, aku selalu merenung menatap langit dan di sana kulihat bintang rindumu bergermerlapan. Semuanya membuatku amat bahagia, karena terlalu banyak bintang yang bersinar di langit itu. Saat itu aku merasakan genggaman tanganmu yang lembut dan membayangkan wajahmu yang selalu menyejukkan hati.

Hembusan angin sendalu
di bawah hujan menderas tajam
saat ini……….
mengiring getar emosi
mengantarkan gelora renjana
nan teramat sangat……
adalah gumpalan rasa
berpacu dalam waktu
tiada tertahankan
aku rindu…………

Kasihku, aku ingin waktu ini berhenti saat kuhitung hari untuk kembali. Sungguh lama sekali rasanya kita berpisah. Bukan lagi sehari rasa seminggu tetapi sehari rasa berabad-abad yang harus kulewati. Namun aku selalu berusaha bersabar sehingga terlatih untuk senantiasa menikmati proses kehidupan yang fana ini dan kuingin selalu begitu selamanya. Aku juga berharap kamupun sudi sabar menunggu. Dua bulan lagi tugasku akan selesai di sini. Bila tiba saatnya, aku akan langsung menemuimu. Akan kucurahkan rindu yang telah kusimpan dalam kalbu ini. Untuk itu kirimkanlah kabar kepadaku. Janganlah marah kepadaku. Mungkin kamu dapat mengirimkan foto bunga yang kita tanam bersama di Yogyakarta. Tempat yang selalu mengangankan kebahagiaan di masa depan. Sungguh aku tidak sabar untuk segera melihat bunga itu bersamamu. Mudah-mudahan ada bunga yang bisa kupetik dan kupersembahkan kepadamu.

Saat pertama kali aku mendengar
ku rasakan hadirnya getaran hati
ku tak mengerti apa yang terjadi
ku amat tak berdaya........

Saat itu lalu aku melihat
ku sangat bahagia mengenalnya
ku ingin langsung memelukmu
ku sadar kendati terjadi........

Saat ini akhirnya aku hanya mendengarmu
entah apa jadinya hati ini
ku rasakan selalu gempa kalbuku
ku tak mengerti mengapa kerap terjadi
ku senantiasa tak berdaya
namun…..
ku selalu sadar adanya pengorbanan
ku selalu sangat bahagia
ku selalu ingin ini tetap berlangsung……..

Desa Rangkat, 13 Agustus 2011
Salam sayang selalu
Dari kekasihmu yang selalu rindu

Penulis : Edy Priyatna
No. Peserta : 249
Festival Surat Cinta