Jumat, 30 September 2011

[FF] KEAMANAN KHUSUS PRIBADI

Cermin : Edy Priyatna

Pada minggu yang lalu pak RT Ibay yang tadinya seorang Kepala Bagian Bidang Perikanan di Desa Rangkat, dilantik oleh Kementrian Pusat di Jakarta menjadi pejabat Kepala Dinas yang di tugaskan di daerah Banten. Awalnya dia sangat terkejut dengan pengangkatan itu karena tidak dinyana sama sekali. Namun betapa bahagianya kini telah menjadi seorang pejabat yang benar-benar pejabat bukan penuh jerawat batu, kata orang-orang.

Setelah pindah ke tempat yang baru pejabat Ibay sudah tidak menjadi RT lagi, karena sudah tidak tugas di Desa Rangkat lagi. Pada saat dia mengisi rumah dinas ketika baru mulai pindah, dia dikunjungi oleh seorang hansip dari daerah setempat.

“Bapak Ibay yang terhormat…” kata hansip tersebut.
“Iya saya, bapak siapa? Ada keperluan apa?”, sahut pejabat Ibay cukup berwibawa.
“Saya Hans pak Ibay…..,” jawab hansip Hans tegas nggak mau kalah penampilan, “Saya hanya ingin memberitahukan saja kepada bapak, bahwa sudah menjadi kebiasaan di daerah ini setiap pejabat harus memiliki seorang jaro atau centeng. Dengan begitu bapak akan aman terlindungi, termasuk semua barang-barang milik bapak. siapapun pasti tidak akan ada yang berani mencurinya.”
Pejabat Ibay langsung tambah berwibawa dan dengan tegas pula dia berkata, “Saya tidak perlu dengan yang namanya jaro atau centeng, karena saya sudah memiliki keamanan khusus!”
Mendengar jawaban dari pejabat Ibay, hansip Hans langsung pergi tanpa permisi lagi.

Keesokan harinya pejabat Ibay sangat terkejut, karena pagi-pagi sekali ketika dia bangun dari tidurnya, dirinya sudah tidak di atas kasur di kamarnya, tetapi berada di sebuah lapangan rumput dengan dikelilingi barang-barang bawaannya. Kemudian dia langsung memeriksa barang-barangnya dan ternyata tidak ada satupun yang hilang. Tak lama kemudian muncullah hansip Hans yang kemarin telah mendatanginya.
“Bagaimana kabarnya, pak Ibay…,” tanyanya.
“Mulai hari ini kamu saya angkat menjadi Keamanan Khusus Pribadi!”, jawab pejabat Ibay tanpa mengurangi kewibawaannya.-

(Pondok Petir, 26 September 2011)