Bulan satu melindas malam kelam gelisah
meredam riak yang bergelombang bayu
nyata terlihat jalin jari mengepal lunglai
terkuak perlahan bertemu di jeda kesejukan
Juga pada siang dengan matahari
tanah berdebu pun yang masuk dalam benak
terkikis tanpa rasa bagai kepompong bersalin
Juga pada malam dengan bintang
langit sedih pilu pun yang meracau galau
terkesima kelu bagai keagungan cakrawala
Merunduk berbisik menyela tanpa asa
masuklah penuhi kerontang pada sejuk nan merusuk
Diam terkurung dalam titik terjauh
akan keluar urung ketidakyakinan menghadang
tersisa debu beku yang galau membenak
(Pondok Petir, 13 September 2011)