Tanah-tanah gemeretak
garing berserak
sungai pun melumpur
kental menghitam
batu dan lumut mengerak
ringan tanpa sarat
sawah-sawah tinggal kotaknya
gili-gili rata bertanda
ladang-ladang tinggal retaknya
garapan jadi menguning
pohon-pohon tinggal batangnya
rantingpun kehilangan daun
rimba belukar gerah terbakar
badannya membentang gosong
langit keruh berkabut
udara menyesakan jiwa
hingga hawa panas mengganas
akhirnya……..
goresan tanpa tintapun jadi puisi
kehidupan tinggal debu-debu
hati perih menanti penghujan
lama tiada tanda-tanda
(Pondok Petir, 10 September 2011)