Tengah malam di kala hujan turun merintik
Dia datang mengetuk pintu jiwaku
Sementara angin mengusap wajahku
Berat rasanya kelopak mataku
Sesudah itu tak lagi kusibak apapun
Semua lenyap apapun
Bahkan ingatanpun runtuh
Bagai ayunan dalam gua kelam
Terlepas dari segalanya
“Dengan nama Engkaulah ya Allah aku hidup dan aku mati”
Pada akhirnya lelaplah sudah jiwa ini
(Jakarta, 1979)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar