Kamis, 03 November 2011

MELEPAS SENJA

Raga ini mulai ringkih
setelah melangkahkan kaki
pada malam tak bergairah
kemudian……..
dibiarkannya langit hitam nan kosong
daun-daun tak bersuara
ketika datang hampa udara
menunda turunnya hujan
dibiarkannya lembar goresan beku
dengan setangkai pena kaku
tertulis tajam dalam sajak
menusuk dada yang sesak
dibiarkannya matahari melumat tubuh
memancarkan cahaya sinar
yang melepaskan isi jiwa
sambil menghitung dengan pasti
panggilan yang mampir di ruang diri
padahal kematian bukan sekedar kepindahan

(Pondok Petir, 21 Oktober 2011)