Puisi : Edy Priyatna
Saat kutatap matamu
tergambar ada cinta tertahan
menanti indikasi luapan mendung
tanpa terucap peluklah daku
leburkan aku dalam hujanmu
sebuah kebimbangan di depan pintu hati
yang masih terkunci rapat
ketika kita memegang lilin
kolaborasi akhir Oktober lalu
Saat itu aku tahu kau tak tahu
telah datang rintik-rintik kesejukan
yang terbaring diatas mega kelabu
tertahan turun oleh kegalauan
dalam benak nan kacau
sebuah ketidaktahuan yang mendebarkan
yang membuat sirna rasa sakit
lama membenam tahun-tahun lalu
sebelum pertemuan itu tiba kemarin
Saat akhirnya titik-titik air berjatuhan
terasa deras hati ini tersiram
ketenangan telah menyelimuti
jiwa yang terbanjiri kehangatan
oleh tujuh pasang mata nan indah
sebuah kenangan cinta abadi
takkan terlupakan selama-lamanya
tercatat pada langit biru
pada hujan diawal Nopember
(Pondok Petir, 01 Nopember 2011)