Oleh : Tanti Sri Hartantie + Edy Priyatna (No.32)
*
Perempuan……..
Kau pasti tahu betapa sakitnya cinta dalam diam
dawai-dawai indah cinta yang terbalut dalam bungkam
diam yang berarti emas tidak berlaku disini
bagi cinta, diamnya adalah neraka
Kembaliku tersungkur di sudut-sudut perih
mengebiri rindu yang terbungkus sepi
sunyi… sunyi sendiri aku bosan
bagaimana mungkin aku melewati setiap duri kehidupan ini
sedang penantianku telah ditelanjangi oleh waktu
Detak jantungku selalu mengejar waktu
Tatkala jalanku tidak searah lagi
Mengingat kalbu telah tertitip jauh
Benakku kini sudah hampir penuh bayang-bayang rasa
Mestinya keheningan tak membuatku sepi
Bukankah di setiap mata lelaki itu mengandung binar liar serigala
dan di setiap lekuk tubuh wanita mampu meliarkannya
aliran meridian energi yang semakin membahana
untukmu yang selalu diam mencintaiku
*
(Cilacap – Pondok Petir, 28 Oktober 2011)